Tangerangkini.com,Kota Tangerang-Ketua Asosiasi Dokter Khitan Indonesia (Asdoki) dr Darsono menyarankan untuk menggunakan alat dari metode sunat terkini dengan sekali pakai. Alat sunat itu harus dirusak.
“Penggunaan alat dari metode sunat terkini itu harus sekali pakai. Maksudnya di sini alat tersebut harus di rusak agar tidak bisa digunakan kembali, ” katanya dr Darsono kepada wartawan, Jumat, 5 Januari.
Dokter Darsono merupakan salah satu dari empat dokter di Indonesia yang menemukan metode modern sunat atau khitan. Menurut pria kelahiran Kota Tangerang ini, jika alat sunat yang sudah dipakai lalu digunakan kembali, dikhawatirkan dapat menularkan infeksi silang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Infeksi silang adalah perpindahan kuman penyakit (virus atau bakteri) yang terjadi dari satu orang ke orang lainnya melalui perantara seperti benda, atau dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya, seperti ISK, HIV, ” katanya.
“Jangan hanya demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar pihak penyelengara atau klinik sunat/khitan menggunakan alat tersebut sampai dua kali pakai. Kesehatan dan kenyamanan anak-anak merupakan tujuan utama metode terkini yang saat ini ada, ” tambahnya.
Dokter muda yang melakukan penelitian terkait khitan sejak 2019-2021 ini berhasil menemukan satu metode sunat yang tidak mengganggu aktivitas anak dalam proses pendidikan dan bermainnya.
“Metode ini merupakan metode penyempurnaan dari metode yang ada namanya tekno klem. Metode ini tidak mengganggu aktivitas seperti sekolah dan bermainnya anak-anak. Anak dan orang tua juga tidak perlu merasa khawatir dan ketakutan lagi. Metode tekno klem ini cepat sembuhnya, ” katanya. (Cong)