Tangerangkini.com, Kota Tangerang – Berawal dari mengisi waktu luang pada saat pandemi Covid19, Asriyah dan keluarga mencoba bercocok tanam di teras atap rumahnya. Di mulai dari tanaman cabai dan kangkung, kini tanaman yang ia tanam menjadi sangat beragam dengan metode hidroponik dan memiliki nilai ekonomis.
“Awal menanam dan panen sayuran hanya untuk konsumsi pribadi, cuman makin kesini, Alhamdulillah hasilnya semakin banyak dan kita coba untuk dijualin ke lingkungan sekitar,” kata Asriyah.
Dengan kurun waktu dua tahu, kini, Asriyah memiliki 550 lubang hidroponik dengan beberapa jenis sayuran, seperti pakcoy, slada, kangkung, bayam brazil, cabai hingga melon yang dapat dibeli oleh masyarakat dengan harga Rp 10 ribu untuk berat 250 – 300 gram.
“Selain menjual beberapa hasil tanaman, kita juga mulai menjual bibit tanamannya. Jadi, untuk ibu – ibu yang mau mencoba menanam di rumah dan mau beli bibitnya di sini, bisa. Dengan range harga dari Rp 5 ribu – Rp 35 ribu tergantung jenis tanaman,” jelasnya.
Dari hasil panen, setiap bulannya Asriyah dapat mengumpulkan pundi – pundi rupiah. “Alhamdulillah, walau dimulai dari iseng, kini bisa menjadi pendapatan keluarga, selama kurun waktu sebulan saya bisa mendapatkan Rp 2 juta dari penjualan sayuran dan tanaman,” ucapnya.
“Dan dari untung tersebut, kini kita bisa menutupi modal awal pada saat membuat hidroponik dan tentunya diputar kembali untuk membeli bibit serta pupuk,” lanjut Asriyah.
Untuk mempromosikan dan menjual hasil taninya, Asriyah menggunakan media sosial pesan singkat dan grup lingkungan. Dengan begitu, masyarakat di lingkungannya dapat memesan sayuran hidroponik yang ia produksi.
“Selain melalui grup atau status Whatsapp, sayuran ini juga kita taruh di tukang sayur di depan komplek Dewata, Taman Royal. Jadi kalau yang mau order atau mau cobain segarnya rasa sayuran hidroponik kita bisa langsung,” imbuhnya.